a. RIP versi 1
Routing Information Protocol ( RIP ) Version 1 merupakan Distance Vector routing protocol dimana merupakan protokol untuk routing secara dinamis yang menggunakan hop count sebagai metric.
Ciri – cirinya :
1. Spesifikasi asli RIP didefinisikan dalam RFC 1058 classful menggunakan routing. Update routing periodik
tidak membawa informasi subnet
2. Kurang dukungan untuk variable length subnet mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan
untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama.
3. Semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk
router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan
Cara kerjanya :
RIP mengirimkan routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote, tetapi secara default RIP memiliki jumlah hop maksimum yang diizinkan, yaitu 15, yang berarti bahwa nilai 16 dianggap tidak terjangkau. RIP bekerja dengan baik di network-network yang kecil, tetapi tidak efisien pada network-network yang besar dengan link WAN yang lambat atau pada network-network yang memiliki sejumlah besar router terpasang. RIP versi 1 menggunakan hanya classful routing, yang berarti semua alat di network harus menggunakan subnet mask yang sama, ini karena RIP versi 1 tidak mengirikan update dengan informasi subnet mask di dalamnya
RIP versi 2
RIP ini mempunyai kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR ). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap.
Ciri – cirinya :
1. protokol vektor jarak yang menggunakan hop count metric
2. menggunakan holddown timer untuk mencehah loop routing-defaultnya 180 detik.
3. menggunakan split horizon untuk mencegah loop routing
4. menggunakan 16 hop sebagai metric untuk jarak tak terhingga.
5. transmit subnet mask pada rute
6. menyediakan autentikasi
7. memasukkan alamat IP rute hop berikutnya pada perbaikan routing
8. menggunakan external route tag.
Cara kerjanya :
Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak berpartisipasi dalam routing, RIPv2 multicasts seluruh tabel routing ke semua router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan yang menggunakan RIPv1 siaran. Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus.
(MD5) otentikasi RIP diperkenalkan pada tahun 1997. RIPv2 adalah Standar Internet STD-56. Rute tag juga ditambahkan dalam RIP versi 2. Fungsi ini memungkinkan untuk rute harus dibedakan dari rute internal didistribusikan eksternal rute dari EGP protokol.
b. OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan.
Ciri- cirinya :
OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area. Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan. Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi.
Cara kerjanya :
OSPF bekerja dengan link-state protocol yang memungkinkan untuk membentuk tabel routing secara hirarki. OSPF bekerja dengan membentuk sebuah peta network yang dipelajari berdasarkan informasi dari router-router yang berada dalam neighbour. Peta tersebut akan berpusat pada local host. Dari localhost host tersebut akan ada cost untuk menuju network lain yang ditentukan dari hasil perhitungan.
c. EIGRP
EIGRP merupakan protokol IOS yang hanya digunakan untuk router cisco.yang merupakan pengembangan dari IGRP, EIGRP merupakan protokol Distance Vektor yang classless dan penggabungan antara distance vektor dan link-state.
Ciri-cirinya :
1. Termasuk protokol routing distance vector tingkat lanjut (Advanced distance vector).
2. Waktu convergence yang cepat.
3. Mendukung VLSM dan subnet-subnet yang discontiguous (tidak bersebelahan/berurutan)
4. Partial updates, Tidak seperti RIP yang selalu mengirimkan keseluruhan tabel routing dalam pesan Update,
EIGRP menggunakan partial updates atau triggered update yang berarti hanya mengirimkan update jika
terjadi perubahan pada network
5. Mendukung multiple protokol network
6. Desain network yang flexible.
7. Multicast dan unicast, EIGRP saling berkomunikasi dengan tetangga (neighbor) nya secara multicast
(224.0.0.10) dan tidak membroadcastnya.
8. Manual summarization, EIGRP dapat melakukan summarization dimana saja.
9. Menjamin 100% topologi routing yang bebas looping.
10. Mudah dikonfigurasi untuk WAN dan LAN.
Cara kerja :
EIGRP menggunakan formula berbasis bandwidth dan delay untuk menghitung metric yang bersesuaian dengan suatu rute. Formula ini mirip dengan yang digunakan oleh IGRP, tetapijumlahnya dikalikan dengan 256 untuk mengakomodasi perhitungan ketika nilai bandwidth yang digunakan sangat tinggi. EIGRP melakukan konvergensi secara cepat ketika menghindari loop. EIGRPtidak melakukan perhitungan-perhitungan rute seperti yang dilakukan oleh protokol link-state. Hal ini menjadikan EIGRP tidak membutuhkan desain eksrta, sehingga hanya memerlukan lebih sedikit memory dan proses dibandingkan protokol link-state.
d. IGRP
IGRP merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukur jarak secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector. Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam pesan routing update dengan interval waktu yang regular ke semua router tetangganya.
Ciri – cirinya :
1. Protokol Routing Distance Vector.
2. Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability.
3. Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
Cara kerjanya :
Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut dengan composite metric. Variabel-variabel itu misalnya:
1. Bandwidth
2. Delay
3. Load
4. Reliability
e. BGP
Border Gateway Protocol disingkat BGP adalah inti dari protokol routing internet. Protocol ini yang menjadi backbone dari jaringan internet dunia. BGP adalah protokol routing inti dari internet yg digunakan untuk melakukan pertukaran informasi routing antar jaringan.
Ciri-cirinya :
1. BGP adalah Path Vector routing protocol yang dalam proses menentukan rute-rute terbaiknya selalu
mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang didapatnya dari router BGP yang lainnya.
2. Routing table akan dikirim secara penuh pada awal dari sesi BGP, update selanjutnya hanya bersifat
incremental atau menambahi dan mengurangi routing yang sudah ada saja. Router BGP membangun
dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port TCP nomor 179. Koneksi antar-peer dijaga dengan
menggunakan sinyal keepalive secara periodik.
3. Kegagalan menemukan sinyal keepalive, routing update, atau sinyal-sinyal notifikasi lainnya pada sebuah
router BGP dapat memicu perubahan status BGP peer dengan router lain, sehingga mungkin saja akan
memicu update-update baru ke router yang lain.
4. Metrik yang digunakan BGP untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan dapat dimodifikasi
dengan sangat fleksibel. Ini merupakan sumber kekuatan BGP yang sebenarnya. Metrik-metrik tersebut
sering disebut dengan istilah Attribute.
5. Penggunaan sistem pengalamatan hirarki dan kemampuannya untuk melakukan manipulasi aliran traffic
membuat routing protokol BGP sangat skalabel untuk perkembangan jaringan dimasa mendatang.
6. BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat informasi prefix-prefix routing yang diterimanya
dari router BGP lain. Prefixprefix ini juga disertai dengan informasi atributnya yang dicantumkan secara
spesifik di dalamnya.
7. BGP memungkinkan Anda memanipulasi traffic menggunakan attribute-attributenya yang cukup banyak.
Attribute ini memiliki tingkat prioritas untuk dijadikan sebagai acuan.
Cara kerjanya :
BGP bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel IP network yang menunjuk ke jaringan yg dapat dicapai antar Autonomous System (AS). Hal ini digambarkan sebagai sebuah protokol path vector. BGP tidak menggunakan metrik IGP (Interior Gateway Protocol) tradisional, tapi membuat routing decision berdasarkan path, network policies, dan atau ruleset. BGP diciptakan untuk menggantikan protokol routing EGP yang mengijinkan routing secara tersebar sehingga tidak harus mengacu pada satu jaringan backbone saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar